Anda berniat bekerja untuk mengumpulkan modal usaha? Setelah mendapatkan modal untuk usaha, apakah akan berhenti bekerja? Mengingat orang yang full bekerja akan kesulitan membangun usaha sehingga salah satu harus dipilih. Tetapi apakah harus seperti itu? Bagaimana ketika anda berhasil mengumpulkan modal usaha, berniat membangun usaha tetapi tetap bekerja seperti biasa? Di sini akan membahas hal seperti itu yang banyak dikeluhkan para pekerja yang berniat membangun usaha.
Bekerja untuk mengumpulkan modal usaha memang gampang-gampang susah. Hal ini didasari bukan dalam segi jumlah gaji yang didapat melainkan mental konsumtif yang bisa menguras keuangan yang sebenarnya digunakan untuk usaha. Belum lagi halangan dan ketidakmampuan dalam usaha membuat seseorang pesimis untuk mengumpulkan modal usaha. Namun di sini tidak berupaya mengubah mental, karakter atau minat. Di sini hanya berfokus bagi yang berniat mengumpulkan modal usaha untuk serius membangun usaha.
Bagaimana cara agar bisa mengumpulkan modal usaha dari jerih-payah bekerja selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Berikut beberapa cara yang bisa anda pakai.
Artinya apa jangan menunggu modal terkumpul? Artinya adalah langsung rill membuka usaha. Hal ini untuk mengukur tentang usaha yang cocok untuk pekerja yang full bekerja. Hal ini beralasan bahwa sebanyak apapun modal bila tidak ada waktu untuk mengurus usaha, tentu akan kesulitan juga membuka usaha.
Memang ada paket otomatis usaha yakni waralaba. Tetapi tetap saja, urusan mental pekerja bisa menghambat jalannya membeli waralaba. Apalagi, tidak semua waralaba cocok untuk daerah tertentu atau tidak bisa dijangkau untuk daerah tertentu.
Maka solusi terbaik adalah langsung menguji membuka usaha dengan modal seadanya. Bagaimana caranya? Bila gaji sudah merasa tercukupi untuk bisa mengumpulkan modal, katakanlah bergaji di atas UMR suatu daerah, anda bisa mengandalkan modal orang lain yang sudah mencukupi untuk modal usaha. Nah, anda tinggal mengumpulkan modal untuk pembayaran hutang.
Namanya usaha, biasanya ada perlengkapan yang harus dibeli. Kalau mau usaha butir bakso, tentu membutuhkan mesin penggilingan bakso. Kalau mau jualan pakaian, pasti membutuhkan lemari untuk tempat pengamanan baju. Banyak sekali. Bahkan, usaha pulsa sendiri membutuhkan estalase.
Jadi, bekerja untuk mengumpulkan modal d sini berfokus dalam membeli perlengkapan sesuatu target usaha walaupun belum terbangun. Di sini akan mencontohkan perlengkapan yang perlu dimiliki sebelum membuka usaha. Contoh adalah usaha rumah makan. Apa saja yang harus dibutuhkan? piring, gelas, sendok, meja dan sebagainya. Ambil perlengkapan yang mudah di simpan sebagai persiapan. Contoh adalah gelas, piring, sendok. Bulan ini, sendok. Bulan berikutnya, piring. Bulan berikutnya silahkan mikir lagi. Hal ini untuk menghindari kenaikan barang-barang perlengkapan.
Daripada langsung sekaligus membeli, justru jauh lebih berat dan tentunya bisa jadi sudah naik lebih tinggi dari sebelum modal terkumpul.
Bila anda tidak mempermasalahkan bisnis kecil-kecilan yang simpel dan bisa dengan mudah dikerjakan oleh perwakilan yakni pekerja, maka bisa menarget pengumpulan modal untuk usaha kecil. Hal ini jauh lebih mudah mengumpulkan modal. Bila modal sudah terkumpul, bisa memilih usaha yang cocok dengan anda dan bisa dikerjakan orang lain tanpa perlu khawatir tidak jujur. Bila lancar, hal ini akan membantu permodalan berikutnya selain dari hasil gaji.
Sepertinya salah satu usaha yang paling cocok untuk pekerja sibuk adalah dengan mengikuti program waralaba. Anda bisa memilih waralaba yang memang cocok diterapkan di kota anda, dimana tinggal. Hal yang penting, pilihlah waralaba yang murah, simpel dan bisa dikerjakan dengan mudah namun tidak terkesan murahan.
Contoh waralaba yang tidak murahan dan laku adalah membeli waralaba ayam tepung, ayam krispi, dan sejenisnya yang memang diminati banyak orang dan bisa dengan mudah dikerjakan oleh pekerja tanpa kursus panjang. Hal terpenting, pilihlah waralaba yang mengharuskan membangun tempat usaha.
Bekerja untuk mengumpulkan modal usaha memang gampang-gampang susah. Hal ini didasari bukan dalam segi jumlah gaji yang didapat melainkan mental konsumtif yang bisa menguras keuangan yang sebenarnya digunakan untuk usaha. Belum lagi halangan dan ketidakmampuan dalam usaha membuat seseorang pesimis untuk mengumpulkan modal usaha. Namun di sini tidak berupaya mengubah mental, karakter atau minat. Di sini hanya berfokus bagi yang berniat mengumpulkan modal usaha untuk serius membangun usaha.
Bagaimana cara agar bisa mengumpulkan modal usaha dari jerih-payah bekerja selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Berikut beberapa cara yang bisa anda pakai.
Teknik Pengumpulan Modal Usaha Hasil Bekerja
Jangan Tunggu Modal Terkumpul
Artinya apa jangan menunggu modal terkumpul? Artinya adalah langsung rill membuka usaha. Hal ini untuk mengukur tentang usaha yang cocok untuk pekerja yang full bekerja. Hal ini beralasan bahwa sebanyak apapun modal bila tidak ada waktu untuk mengurus usaha, tentu akan kesulitan juga membuka usaha.
Memang ada paket otomatis usaha yakni waralaba. Tetapi tetap saja, urusan mental pekerja bisa menghambat jalannya membeli waralaba. Apalagi, tidak semua waralaba cocok untuk daerah tertentu atau tidak bisa dijangkau untuk daerah tertentu.
Maka solusi terbaik adalah langsung menguji membuka usaha dengan modal seadanya. Bagaimana caranya? Bila gaji sudah merasa tercukupi untuk bisa mengumpulkan modal, katakanlah bergaji di atas UMR suatu daerah, anda bisa mengandalkan modal orang lain yang sudah mencukupi untuk modal usaha. Nah, anda tinggal mengumpulkan modal untuk pembayaran hutang.
Mengumpulkan Modal Untuk Cicilan Membeli Perlengkapan
Namanya usaha, biasanya ada perlengkapan yang harus dibeli. Kalau mau usaha butir bakso, tentu membutuhkan mesin penggilingan bakso. Kalau mau jualan pakaian, pasti membutuhkan lemari untuk tempat pengamanan baju. Banyak sekali. Bahkan, usaha pulsa sendiri membutuhkan estalase.
Jadi, bekerja untuk mengumpulkan modal d sini berfokus dalam membeli perlengkapan sesuatu target usaha walaupun belum terbangun. Di sini akan mencontohkan perlengkapan yang perlu dimiliki sebelum membuka usaha. Contoh adalah usaha rumah makan. Apa saja yang harus dibutuhkan? piring, gelas, sendok, meja dan sebagainya. Ambil perlengkapan yang mudah di simpan sebagai persiapan. Contoh adalah gelas, piring, sendok. Bulan ini, sendok. Bulan berikutnya, piring. Bulan berikutnya silahkan mikir lagi. Hal ini untuk menghindari kenaikan barang-barang perlengkapan.
Daripada langsung sekaligus membeli, justru jauh lebih berat dan tentunya bisa jadi sudah naik lebih tinggi dari sebelum modal terkumpul.
Kumpulkan Modal Untuk Target Bisnis Kecil
Bila anda tidak mempermasalahkan bisnis kecil-kecilan yang simpel dan bisa dengan mudah dikerjakan oleh perwakilan yakni pekerja, maka bisa menarget pengumpulan modal untuk usaha kecil. Hal ini jauh lebih mudah mengumpulkan modal. Bila modal sudah terkumpul, bisa memilih usaha yang cocok dengan anda dan bisa dikerjakan orang lain tanpa perlu khawatir tidak jujur. Bila lancar, hal ini akan membantu permodalan berikutnya selain dari hasil gaji.
Usaha Yang Cocok Untuk Para Pekerja Sibuk
Sepertinya salah satu usaha yang paling cocok untuk pekerja sibuk adalah dengan mengikuti program waralaba. Anda bisa memilih waralaba yang memang cocok diterapkan di kota anda, dimana tinggal. Hal yang penting, pilihlah waralaba yang murah, simpel dan bisa dikerjakan dengan mudah namun tidak terkesan murahan.
Contoh waralaba yang tidak murahan dan laku adalah membeli waralaba ayam tepung, ayam krispi, dan sejenisnya yang memang diminati banyak orang dan bisa dengan mudah dikerjakan oleh pekerja tanpa kursus panjang. Hal terpenting, pilihlah waralaba yang mengharuskan membangun tempat usaha.
0 komentar:
Posting Komentar